terlalu keras

0 komentar
"kau terlalu keras terhadap dirimu sendiri, pen.."

satu kalimat diketikkan sahabatku saat chatting. terbaca datar tapi bermakna dalam. satu detik aku berpikir, aku masih kurang keras dalam menjalani hidup ko?! kemudian aku menjawab "apa caraku salah?". sahabatku diam sejenak. mungkin berpikir logis mungkin juga dia akan menjawab dengan candanya, seperti biasa. tetapi jawabnya, "kau tidak salah, mereka pun tidak salah.".

ketika itu aku bertekad untuk menjadi yang lebih baik dan bisa diandalkan, ketika itu juga menyuruh diri sendiri harus bisa menjalani apapun sesuai rencana atau terencanakan. setidaknya rencana per bulan sukses kujalani. satu, dua, tiga bulan aku bisa melakukannya walau masih tertatih-tatih. beberapa rencana gagal, kesal, kemudian banting setir agar bisa rencana itu kembali terlaksana. sepertinya apapun sudah aku lakukan. dan nyatanya tetap saja aku tak bisa.

kesal itu tertumpah hanya kejadian sepele. hanya karena salah tangkap, salah mendengar, salah mencerna arti. hanya karena itu seakan semua yang kulakukan terbuang percuma. sia-sia. tak bisa diandalkan. dan kata-kata "kau tidak bisa lebih baik" terus berdengung dalam otakku. apa salahku?

tangis, teriak, pukulan, tendangan, apapun yang aku lakukan untuk melampiaskan tidak bisa menghilangkan dengungan itu. seakan tak terjadi apa-apa aku hanya bisa memasang senyum palsu, tertawa sedih dan canda tawa garing. berharap bisa menutupi dan melupakan diri sendiri.
"mereka hanya tak mengerti bahwa itu caramu untuk bisa diandalkan, pen. mereka hanya tahu kau cuma belajar, kau masih kecil, kau masih bisa mereka tanggung dan mungkin juga karena gendermu.". "maaf, ini hanya perumpamaan, kau tahu sendiri apa itu manusia." jawaban yang sedikit menenangkan. aku tersenyum. ikhlas. "tapi, aku iri padamu pen, kau punya sesuatu, kau punya prinsip. sedangkan aku sampai umur segini hanya memikirkan kebebasan, kapan lagi coba? mumpung masih bisa bebas, hehehe..." candanya seperti biasa yang bisa buatku tertawa lepas. ku jawab saja, "lah, aku malah ingin seperti kamu, peng. bebas seperti tak punya masalah atau beban." hahaha... kami pun tertawa, digambarkan dengan smiley yang terpingkal-pingkal.

aku lupa, aku ini hanya manusia. terbatas. mereka pun manusia, juga terbatas. yang tak terbatas hanya Tuhan yang sejenak kulupakan. maaf, Ya Rabb. aku malu untuk kembali padaMu.

0 komentar:

Posting Komentar

komen sih komen

 

©Copyright 2011 cerita PoENYa-koe | TNB