teladan

0 komentar
bukan tidak bersyukur mempunyai keluarga utuh dan lengkap. juga masih seorang manusia yang tak pernah puas. aku iri melihat mendengar mereka yang masih diberi nasehat orang tua apalagi dari ayah. biar berupa kata petuah atau sekedar sentuhan lembut di kepala. tak pernah kuingat sedikit pun nasehat yang jadi teladan keluar dari bibir ayahku. yang ku ingat cuma satu kata : terserah. ya, mungkin karena satu kata itu hidupku penuh dengan keterserahan. serasa diombang-ambing oleh ombak. kadang menepi kadang terseret kembali entah dimana terdampar. tidak ada teladan. bahkan untuk urusan agama nol besar. sudah pasti dapat ditebak seperti apa aku sekarang dan nanti. tak ada petunjuk tak ada dorongan pasti tak ada pilihan. peringatan pun tak ada. ini bukan untuk dikasihani tapi memang begini adanya.
perih saat membaca tulisan-tulisan mereka yang membicarakan dulu dinasehati begini, dulu dibilang begitu dan sekarang jadi pegangan, atau sentuhan lembut di kepala sambil berucap : kau sudah lakukan terbaik anakku, tidak apa, bersabarlah jangan pernah berhenti berdoa dan berusaha. itu sakit, sedih dan mereka tak tahu betapa inginnya aku diperlakukan seperti itu. sejak kecil ditanam petuah-petuah yang nanti jadi panutan. dibimbing dan diimami. ditegur dimarahi karena memang benar. itu tidak terjadi padaku. memang nasehat pun ada tapi tidak seberapa, memang sentuhan amarah dan pelukan itu ada tapi tidak terasa. karena memang tidak berdasar.
Tuhan, maafkanlah dosa kedua orang tuaku, dan lindungi kedua orang tuaku dari siksa api neraka. amin.

0 komentar:

Posting Komentar

komen sih komen

 

©Copyright 2011 cerita PoENYa-koe | TNB