sweet chat bitter life

0 komentar
Kita sebagai manusia tidak akan bisa sepenuhnya menjadi malaikat atau iblis, namun bisa menjadi keduanya sekaligus.

Ketika aku memutuskan untuk 'move on', tidak serta merta hati bisa begitu saja culas meninggalkannya. Tidak tega. Begitu pula keseharianku yang selalu ada koneksi dengannya. Hidup diantara teknologi memudahkan semua tapi tidak semua dimudahkan. Seperti rasaku ini, tak bisa tersampaikan oleh canggihnya teknologi. Telepati pun sepertinya meleset...
Sehari, dua hari sampai seminggu rasanya tenang dan nyaman ketika tidak ada percakapan antara aku dan dia. Kebetulan banget aku lagi sibuk persiapan pameran, berasa ada yang mengalihkan pikiran. Tapi, baru saja bahas itu dengan sobat, 'ping' pun bergetar dan olala... dari dia. Sedikit cuek meladeninya, banyak judesnya malah. Tapi, seperti biasa diujung sana tetap bertahan, ya.. karena sudah tahu kejelekannku ini, hee.. :p
Dengan sikap manisnya seperti biasa kalau ada maunya, mengolo-olo atau pakai jurus andalannya : senyum! Duh, paling ga tahan kalau dia sudah begitu! (dasar lemah hati) akhirnya mau ga mau terjebak lagi dalam percakapan. Kapan bisa move on kalau begini terus?! Perlahan tapi pasti, aku hanya menjawab seperlunya tidak ada basa-basi atau canda mesra seperti dulu. He don't ask me why, tapi aku tahu dia penasaran kenapa sikapku perlahan berubah. Oh dear, we can't be like this forever.
Sesaat aku bisa tega tidak menganggapmu ada, sedetik kemudian seakan kau paling berharga di dunia. 

0 komentar:

Posting Komentar

komen sih komen

 

©Copyright 2011 cerita PoENYa-koe | TNB