Step Forward 2

0 komentar

Dua hari ini sebenarnya lagi ada kerjaan besar. Dekor tiga event di satu tempat (dua gedung dalam wilayah). Dan seperti biasa tugasku ya mempersiapkan sama yang berhubungan dengan uang. Dari charge sewa gedung sampai sewa truk. Biasa  dan sudah kulakukan dengan baik, kalaupun ada keperluan lainnya sudah disiapkan juga uangnya. Perkiraan biaya tambahan pasti ada, dan itu juga sudah dipersiapkan. Aku pikir sudah semua, tapi ternyata tetap saja ada yang 'terlewat', bukan soal uang tapi soal lainnya.
Disini sudah jadi kebiasaan ga bisa liat orang nganggur, apa aja pasti disuruh. Sedangkan belum tentu itu kerjaan dia atau kerjaan itu perlu waktu. Rasanya seperti ga ada waktu istirahat. Harus siap setiap saat. Padahal, ga bakal efisien kalau bukan pada tempat dan waktunya. Not well organized disini, keliatan banget.
Seperti barusan, kalau saja aku ikut turun ke lapangan ngurus ini itu nanti siapa yang standby di gudang kalau ada perlu barang dan lain-lain. Kalaupun turun ke lapangan, mau kerja apa?! Lah kerjaanku ngurus uang kok, bukan ngedekor apa gimana. Bukan ga mau bantu atau ga punya sense of belonging, tapi harus tahu donk mana yang bisa dikerjakan mana yang tidak. Aku standby, ga tidur ga apa. Hp dan telepon rumah siap disebelah, komputer nyala semisal butuh transfer. Kok, kayak ada perasaaan omongan miring bahwa aku enak ga kerja di lapangan?! Moga ini cuma pikiran negatifku aja, astaghfirullah....
Di telp suruh ini itu, sudah dilakuin dan mau laporan balik malah ga diangkat telpon or dimatiin. Nanti kalau ga laporan salah, dilaporin dimarahin. Serba salah. Giliran lagi ke kamar mandi atau solat ditelpon ga diangkat marah, dikasih alasan lagi solat marah. Lah kepriben jane?? Sabar juga dari kapan dijabanin, tapi ya begini lagi begini lagi. 
Belum tentu juga kan kalau ga diangkat bukan ga mau terima, kali aja lagi di kamar mandi. Masa mau diangkat pas di dalam kamar mandi? Ga sopan banget. Emangnya si tuan yang sering banget telpon menelpon lagi di kamar mandi, iiih ga sopan! Hemat waktu katanya, hemat waktu apanya kalau gitu?? Ada juga orang yang ditelponnya ilfil. 
Belum tentu juga kalau ga diangkat bukan ga mau terima, lah kalau lagi nyetir atau lagi terima telpon yang lain masa mau diterima?! Kadang pula lagi terima telpon malah dimarahin apa via via an, ngomong dewek sih ngapa! lagi terima telpon ko ikut ngomong, ya kasian yang nelpon. Lagian kuping konsen sama telepon, biar udah kasih petunjuk suruh diem malah nyerocos aja. Ga enak kan kalau digituin?! 
Disini sepertinya ga mau mikir gimana kebalikannya, gimana kalau tuan dan nyonya ada dipihak kita sebagai bawahan, toh mereka juga pernah jadi bawahan. 

"There's not only one spot to view, there's thousands." 

0 komentar:

Posting Komentar

komen sih komen

 

©Copyright 2011 cerita PoENYa-koe | TNB